Kamis, 11 Juli 2013

ELO SOMBONG BANGET YA!!!

Assalamu'alaikum!

Oke, kali ini gue mau ngebahas sesuatu. Bukan, bukan ngomongin orang yang tajir banget, sepatunya beli di luar negri, saking sombongnya jalan sampe ngangkang-ngangkang kek orang abis sunat biar pada ngeliat sepatu dia. Well, imajinasi gue terlalu berlebihan.

Gue rasa, lo semua pernah ketemu orang, atau punya teman yang pas ketemu elo, dia langsung nyaut, "EHHH LO SOMBONG BANGET SEKARANG YAAA!!!"

Ish. Entah kenapa gue kurang suka sama orang yang kaya gitu. Yah, gue sendiri sih tau, maksud mereka mungkin cuma bercanda. Tapi ada loh, orang yang serius ngomong kaya gini. Gue gak suka aja, masalahnya lo baru ketemu gue, lalu lo langsung bilang gue sombong. Pertama, it feels like, lo gak kenal sama 'praduga tak bersalah'. Lo langsung menduga gue sombong, padahal belum pasti. Bisa aja ada something yang bikin gue males negur lo. Misalnya, kalo gue senyumin lo, lo malah buang muka. Atau setiap gue ketemu elo, lo lagi bareng temen-temen lo, jadi gue gak enak aja nyapa lo. 

Lagian, apa sombong bisa dinilai dari seberapa sering kita menyapa atau negor temen kita? 

Ada juga, yang padahal kemarennya gue ketemu... Anggap aja si A. Eh besoknya pas gue lagi jalan, dia neriakin gue dengan 'hey-lo-sombong-banget-sekarang' padahal gue gak liat keberadaannya. Phewww, lo lupa apa kemaren kita abis ketemu?

Btw, menurut gue sombong itu banyak jenisnya. Pertama, sombong terhadap kekayaan. Kalau untuk yang satu ini... Uh. Apalagi kalau disombongin itu kekayaan orang tuanya. Rasanya gue mau teriak di depan mukanya, "HELLO! Yang bukan punya lo aja disombongin. Norak. BYE!"

Gue pernah suatu hari pulang dari sekolah. Karena nungguin angkotnya lama banget, gue putuskan untuk jalan kaki. Diperempatan jalan pas gue belok, ada 2 motor--kalau enggak salah--lewat disebelah gue. Gue sih cuek aja, tapi si pengendara motor itu teriak ke arah gue, "Yah, kasian jalan kaki." (seingat gue begitu) Sambil ketawa-tawa. Dan gue baru sadar orang itu adalah temen sekelas gue dan beberapa temennya yang lain.

DAN DIA COWOK! Gue cuma bisa ngucap, dalam hati mendo'akan sesuatu yang buruk terjadi sama dia. Tapi akhirnya gue batalkan do'a itu. Biarkan saja Allah yang membalas. Masalahnya, motor yang dia pakai itu gue yakin pembelian orang tuanya. Ya ngapain sombong wong titipan orang tuamu. Lagipula jalan kan sehat, daripada naik motor, udah badan gede, kebut-kebutan, gaya-gayaan, padahal sim aja gak punya. Ditangkap polisi baru tau rasa.

Astagfirullah... THIS GIRL IS ON FIREEE~~~ *nunjuk diri sendiri*

Yang kedua, sombong terhadap kecerdasan. Menurut gue, sombong terhadap kecerdasan ini karena antara kercerdasan dan nilai agamanya gak berimbang. Jadi bisa begini. Yah, kadang sih bagus juga, buat memotivasi orang lain. Tapi jangan berlebihan juga kan ya?

Misalnya, temen lo nilainya 100 dan lo cuma 70. Dia dengan bertolak pinggang, berkata dengan lantang, "Hahaha kasian, nilai 70 kaya nomor angkot aja. Makanya, punya otak itu diisi! Mending dijual gih, ke luar negeri, mumpung otaknya masih kosong jadi harganya bisa tinggi."

Silahkan ambil samurai dan tebas kepala itu orang detik itu juga!

Yah mungkin orang kayak gitu cuma ada di FTV ya:| Tapi... Gue mau ingetin, think before you talk. Berpikir sebelum bicara. Karena yang namanya ucapan itu... Sekali terlontarkan, gak bakal bisa ditarik kembali. Sukur-sukur itu orang pendengarannya kurang, jadi dia cuma bales, "Apa?" atau "Hah?" dan bersyukurlah lo saat itu juga.

Jujur sih gue termasuk orang yang asal ceplas-ceplos. Apalagi kalo udah kesel dan kebawa emosi. You'll hate me as fast as you can. Kadang gue kalo ngomong bisa bikin sakit hati, terlalu menusuk (atau terlalu 'jujur'? :p) yah jadi sering banget abis ngomong sesuatu, gue langsung menyesal.

Gue punya teman, cowok juga, sekelas, tapi gak deket sih. Orangnya konyol, tubuhnya gempal, anaknya biasa aja. But he's really polite and friendly. Suatu hari gue lagi jalan, mau pulang sekolah. Gue ketemu dia. Dia lagi nungguin angkot. Gue sapa dia. Anggap saja namanya 'Putra'.

"Eh, ada Putra!" sapa gue, dari seberang jalan sih. Gue awalnya mau pura-pura gak ngeliat, tapi dia keburu ngeliat gue, yaudah, gue sapa deh. HAHAHA.

"Eh, Fadhilah. Ngapain lo?" Bales dia, masih berdiri di tempat yang sama.

"Nunggu angkot," bales gue, males-malesan. Beberapa menit kemudian, angkot yang dia tunggu datang. Gue kira dia bakal naik aja gitu, ternyata...

"Eh, Fadhilah, gue duluan ya," ucap dia sebelum naik ke angkot. Dan gue gak sempet jawab apa-apa karena angkotnya keburu jalan.

Now, you can see the different antara si Putra dan temen gue (agak males sih bilang temen, tapi kenyatannya gitu) yang ngatain gue kasian-deh-jalan-kaki.

Dia masih negur gue. RAMAH. Gak ngetawain gue, padahal kalo dia mau dia bisa ngatain gue, "Wey siang bolong berdiri aja dipinggir jalan, udah kaya orang-orangan sawah aja. HAHAHAHA KASIANN!"

Gue sih gak berharap disapa. Paling enggak, ya jangan ngetawain gue. Lo mau naik motor kek, naik elang, naik pesawat jet, yaudah, pakai aja, gak usah pake ngetawain gue. Sederhana, tapi gue ngerasa direndahkan. Ngerasa bahwa 'jalan kaki itu salah'.

Gue masih gak habis pikir, untuk apa sih gaya-gayaan, bawa motor gede, main ke sana-sini, padahal kenyataannya lo masih SMP dan semua yang lo punya berasal dari orang tua lo? Lo boleh bilang gue kuno atau cupulah. Kerjaannya cuma novel dan novel. Gue cuma mencoba ngerti, coba buat nyadar diri, bahwa diusia gue sekarang yang gue perlu cuma belajar. Kalo mau famous, bisa lewat cara lain kok.

Dan gak jarang juga, ada yang maksain kehendaknya ke orang tuanya buat membelikan sesuatu untuk ngikutin trend dan dibilang gaul sama temen-temennya. Entahlah, semoga orang tersebut cepet sadar dan kita jangan sampai terjerumus ke dalam hal itu.

Gue akui gue pasti pernah menyombongi diri, pernah punya rasa mau memamerkan kelebihan gue. Dan yang gue bisa cuma menjaga agar gue gak ngelakuin itu. Sebisa gue. Yah gue akui kadang gue khilaf sih. HAHAHAHA!

Dan gue baru nyadar bahwa postingan ini bisa dibilang panjang. Intinya sih, sombong itu perbuatan jelek. Temennya setan.

#sekian #dan #terimakasih #terimaduitjugakok #inibercanda

Intinya sih, jangan ngejudge orang dari bagaimana dia terlihat. Setiap orang punya kelebihan, jadi gak ada manusia yang terlahir enggak berguna. Yang ada cuma apakah dia sadar dan mengembangkan potensi dia, dan yang masa bodo gue siapa, gue cuma bisa ini, yang penting besok bisa makan. 

Dan juga... Kita harus selalu sadar diri, jaga diri, biar gak terjerumus dari sifat sombong.

Gue masih banyak kekurangan. Jadi anggap aja semua omongan gue ini adalah bentuk dari pengingat untuk diri gue, sekaligus curhat.


Selamat malam! :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar