Jumat, 10 Agustus 2012

Persahabatan! ☮

Assalamu'alaikum!!!


Permisi... Gue balik lagi...

Ngomong-ngomong, ini isi draft yang waktu itu. Gue males ngeditnya. K?

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Whoa! Banyakkk banget kejadian yang udah terjadi selama gue menghilang. Mulai dari yang baik, dan yang kurang baik. Mulai dari yang menyenangkan, sampai menyedihkan. Tentang cita-cita, janji yang terpaut, persahabatan, pertemuan dan perpisahan. Perasaannya pokoknya campur aduk. But, behind it all, is surely a lesson!

Semenjak di SMP, gue udah mulai serius belajar. Mulai serius sama semuanya. Dan sayangnya, di SMP pula gue jadi sedikit introver, weird dan sebagainya. Terutama, prinsipil! Udah, akuin aja kalo gue aneh. Hahaha :)

Udah ah, lanjut ke topik. Kalian pasti pernah punya sahabat? Iya kan? Pernah gak sih, kalian bikin janji-janji dengan sahabat kalian itu? Misalnya, "Kita harus saling terbuka. Kalo ada masalah, cerita." Atau juga bisa, "Jangan ada yang ngomongin satu sama lain di belakang."

Macam-macamlah ya... 

Tapi, sekali lagi diingatkan, jangan pernah sangat percaya sama sahabat kalian itu. Kasih tau apa yang kalian pikir perlu atau pantas untuk di kasih tau aja, jangan lebih. Sahabat kalian manusia kan? Everybody makes mistakes! Namanya juga manusia, pasti bisa diganggu setan. Bisa aja sahabat kalian 'menyembunyikan' sesuatu di belakang kalian. Atau 'membongkar' rahasia kalian yang udah kalian simpan serapat mungkin. 

Tapi kok ini agak gimana gitu ya postingannya... Kok gue kayak bikin rusuh gitu ya... Menghasut-hasut gitu-___-

"Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya."

Salah satu kutipan manis yang aku temuin di novel yang berjudul 'Refrain'. Kutipan sederhana, tapi manis. Dan, sekarang, coba baca ulang. "Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini." Satu poin! Dan, itu emang benar kan? Persahabatan itu kayak sebuah jalan. Gak mungkin lurus aja. Pasti ada keloknya. Gak mungkin selalu mulus, pasti ada lubang atau bagian yang rusak. Dan jalan berlubang itu paling-paling baru di benerin kalo orang-orang pada mau mudik pas lebaran, kan?

Yang terakhir, anggap aja gak ada ya. Gue nulis itu cuma buat manjang-manjangin tulisan kok :|

Begitu juga 'kisah' persahabatan yang gue alami pas SMP ini. Panggil aja Caca.

Caca ini anaknya sejenis sama gue. Weirdo? Emang. Gak famous? Emang. Skeptis, gak peduli dengan lingkungan sekitar, kutu buku? Emang. Karena banyak kesamaan itulah, pas semester kedua gue memutuskan buat duduk bareng dia.

Tapi, mungkin gue juga bisa dibilang beda sama dia. Dia terlalu egois, tidak peka, tidak pernah berfikir sebelum bicara, dan satu-satunya yang dia pikirkan itu cuma "Belajar, nilai, rangking!"

Waktu gue baru ketemu sama dia, dia pernah bilang, "Kalo aku sih, sekolah ya belajar. Gak peduli mau punya temen atau enggak. Dateng, belajar, pulang!" ucapnya gamblang.

Gue yang dulu ikut-ikut-aja, cuma mengiyakan. Fyi, dia itu anak yang paling pertama menghilang setelah bel pulang bunyi. Anak yang paling gak betah di sekolah. Anak yang paaaalllliiiinggggg... Bisa sendiri. Tanpa teman.

Cuma mementingkan individu. Asalkan masalah dia beres, semua clear. Selesai. Gak peduli apakah cara yang dia pake itu baik, atau justru merugikan orang lain. Dan ini nih... Yang bikin orang-orang menghindar.

Pas di akhir semester, banyak yang ngeluh kalo si Caca ini egois banget. Masalahnya sih, biasa. Pelit kasih contekan, kalo ditanyain, jawabnya gatau. Atau enggak nanya balik. Atau enggak pura-pura gak denger. Kalo dia nanya, selalu aja dia desak buat jawab. Kalo enggak? Dia bakal nanya ke orang lain. Sampai dapat! Err... How annoying people like her ya-___-

Setiap tugas kelompok, selalu dia yang ngatur. Sampai pembagian tugas juga. Dia selalu memberikan tugas yang gampang buat dirinya sendiri. Giliran yang susah, dia kasih ke yang lain. Yang penting, tugas dia selesai. Tugas orang lain? Sebodo amat!

Dia juga gak pernah percaya sama gue! Kalo dia nanya, dan gue jawab, dia pasti selalu nanya, "Tau dari mana?" atau, "Yakin?" kalo gue bilang "Mikir sendiri." atau "Pendapatku.", dia pasti bakal nanya ke orang lain. Mencocokan jawaban gue dan orang lain itu. Dan ya, sasarannya selalu Alya. Temen gue yang paling baik! Baiknya astaga banget deh! Gak pernah nolak permintaan orang lain. Itu yang gue benci dari orang yang terlalu baik, bisa seenaknya diperalat sama orang lain.

Yang gue heranin, dia selalu ngikutin gue. Sampai hobi gue, nulis, dia ikutin! Bukan masalah dia juga suka nulis juga sih, gue malah senang, ada temen yang juga sama hobinya sama gue. Tapi cara yang dia pakai itu, gue benci!

Dia suka nanya-nanya soal penerbit. Setiap gue tanya "Mau ngirim naskah ya?" selalu di balas, "Enggak kok, cuma nanya aja." Suatu hari, dia pernah bawa sebuah jilidan yang tebel banget. Pas gue tanya, dia jawab itu tugas kakaknya. Untungnya pas dia buka-buka, gue ngeliat. Dan betapa terkejutnya gue, yang dia pegang itu adalah naskah! Dan selama ini gue dibohongin!

Puncaknya, semua anak udah tau kebusukan dia. Dan mereka pun semakin lama ninggalin dia. Berkubu dengan gue. Hahaha... Awalnya sih, gue gak suka. Soalnya, kasian aja. Lagipula gue lebih suka kalo masalah masing-masing yang diselesaiinnya juga masing-masing. Gak usah berkelompok lawan 1 orang gitu juga-___-

Dan, semakin lama, gue ninggalin dia. Gue diam terus, males ngomong sama dia yang cuma ada kalo lagi butuh gue, dan ngilang begitu aja kalo gue butuh dia. Dan, untungnya dia juga mulai gak ganggu gue lagi. Mulai gak nanya-nanya lagi. Dan kita terus begitu sampai naik kelas.

Pas terima rapor, dia dapat rangking 1. Gue bener-bener kaget, pas dikasih tau info itu, anak-anak sekelas pas nyorakin sambil ber-'Huuuu....' ria. Mereka pada bilang, "Kenapa harus dia sih yang rangking satu? gak adil! Dia kan curang!" ada juga yang bilang, "Kenapa harus dia yang rangking 1? Siapa aja kek yang rangking 1, gapapa, asalkan jangan dia!" sampai Bu Asna--walikelas gue--marah. Etdah, ini kok pada segitu bencinya sama dia? *Padahal dalam hati gue juga ikut menyoraki kata yang sama ;p*

Selisih nilai rata-rata gue sama dia cuma beda 0.1. Dia 8.5 dan gue 8.4. Gue ketawa dalam hati. Untuk kedua kalinya, gue duduk sama orang yang cerdas. Dan gue cukup bangga! Merangkap benci sih-_-

Puncaknya, dia kayak nyindir gue gitu lewat BBM. Dia bilang, "Cie, yang rangking 2..." Dia selalu begitu, kalo posisi dia di atas gue. Kalo dia di bawah gue? Gak terima, langsung ngecek tugas gue, siapa tau gurunya ngoreksinya salah. Yah mungkin bagi orang macam dia, nyindir dikategorikan sebagai pujian, jadi bisa diucapkan secara gamblang, jelas dan tanpa pikir panjang. Gue pun mulai nyerocos, ngeluarin semua unek-unek gue selama 1 Semester. Gue nyuruh dia buat intropeksi, dan dia bilang, "Aku udah intropeksi, tapi tetap gak nemu kesalahanku. Jadi, kalo kamu gak ngasih taum kemungkinan besar aku gak akan berubah."

Terus gue harus bilang WOW, begitu? 

Gue jawab aja, "Your point! Kamu selalu ngerasa gak bersalah, walaupun sebenarnya kamu itu salah. Selalu ngerasa diri kamu benar. You get one point!" balas gue, bangga.

Dan setelah itu, dia bilang dia minta maaf, dan gak mau bahas ini lagi. Dia gak mau liburan dia diganggu. Oke! Gue juga gak bermaksud ganggu liburan dia kok. Gue cuma mau ngasih tau kekesalan gue!

Tapi... Sekarang gue udah kembali seperti biasa loh sama dia. Ingat, gue, cuma gue. Kalo anak-anak lain, gue gatau deh. Gue udah ngobrol lagi sama dia... Walaupun gue akui agak sedikit canggung. Kalo ketemu biasanya gue nyapa, sekarang cuma senyum atau pura-pura gak lihat. Gue... Sangat kecewa. Dia udah ngancurin kepercayaan gue sama dia.

Padahal, dulu gue dan dia pernah janji, kalo kita bakal belajar dengan serius, lolos tes, dan latihan... Dan jadi peserta olimpiade Mipa. Pegi ke Korea, bareng.

Gue gak tau kenapa bisa punya impian kayak gitu, Bodo amatlah, namanya juga mimpi. Gak selalu masuk akal.

Gue rada versalah juga sama dia, karena di saat dia kebingungan nyari tau kesalahan dia apa, dan gue bukannya ngasih tau malah diam aja ngejebak dia. Ya, padahal gue tau beberapa hal harus diberitahu, baru mengerti kan? Tapi gue juga mau dia know the truth herselves. Makanya, akhirnya gitu.

Tapi... Banyak yang bilang dia selama di kelas 8 berubah. Lebih ramah, lebih baik dan sebagainya. Perasaan menyesal gue rada mencair, dan gue cukup bangga sama dia. Dia bisa memperbaiki kesalahan dia dan belajar dari masa lalu. Tapi gue tetep gue yang begini, malah mungkin semakin buruk...

Jadi... Gue cuma mau bilang sekali lagi, kalo gak ada persahabatan yang sempurna di muka bumi ini. Yang ada hanyalah orang-orang yang berusaha sebisa mungkin mempertahankannya. So, jadilah orang-orang yang mempertahankan persahabatan itu. Karena, sahabat itu susah di cari. Sama seperti hati. Gak selalu cinta pertama itu bakal bertahan sampai akhir. Untuk itu, kita harus mencari, hingga menemukan hati yang tepat. 

Dan Cinderella pun hidup bahagia dengan pangerannya. *Gak tau kepengen aja nambahin kalimat seperti ini*

Dan untuk 'dia', orang yang sekarang sudah menjadi orang yang lebih baik lagi, kalo lo baca, gue minta maaf  ya :D




Wassalam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar